Social Icons

Sunday, June 11, 2023

Cita-Cita dan Growth Mindset

Oleh : Dwi Laelasari

"Ummi, cita-cita Ummi jadi guru ya?" Tanya kakak Fatih pada suatu waktu.

Bukan tanpa alasan pertanyaan itu muncul dari mulut kakak, karena aktivitas Umminya tidak seperti dulu lagi yang full-timer dirumah, sekarang ummi mendapatkan amanah sebagai guru di Sekolah Dasar.

Saya terdiam, tidak bisa menjawab secara gamblang, karena kenyataannya menjadi guru tidak masuk dalam deretan cita-cita idealis saya. Cita-cita yang saya buat secara serius saat jadi mahasiswa. Ya, saya baru bisa menuliskan deretan cita-cita saat jadi mahasiwa.
🤭

Dari obrolan ringan itu membuat saya merenung dan menggaris bawahi bahwa :

Cita-cita belum tentu jadi profesi
Profesi belum tentu sesuai dengan yang dicita-citakan
Tapi jangan sampai kamu tidak punya cita-cita
Entah nanti akan berprofesi sesuai cita-cita atau tidak,
Yang pasti kamu sudah punya tujuan hidupmu, track yang harus kamu tempuh.
Walaupun profesi mu tak sejalan dengan cita-cita, setidaknya kamu bisa bersyukur dan menyelami makna dari ALLAH SWT kenapa kamu di tempatkan di profesi itu.
Pasti ada sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan profesi itu dan mungkin disitulah kamu akan menemukan makna hidupmu yang sebenarnya.

Kalau sebagai diri sendiri kita belum bisa menggapai cita-cita atau bahkan belum tahu cita-cita kita, maka sebagai orangtua, kita tidak boleh gagal dalam mengawal cita-cita anak-anak kita. Obrolkan keinginan anak dan passion mereka. Kawal dan bersamai anak-anak sampai mereka yakin dengan cita-cita mereka dan mantap melangkah. Jangan sampai mereka bingung mau apa nanti, bagaimana nanti. Karena kita tak selamanya ada di dekat mereka. Umur tidak ada yang tahu. Kita harus menyiapkan anak-anak yang kuat sebelum jatah waktu kita mampir minum di dunia ini habis.



Salah satu yang perlu orangtua lakukan untuk menyiapkan anak yang kuat adalah dengan membangun growth mindset pada anak. Growth mindset adalah cara bersikap, cara menghadapi masalah dan cara untuk membangkitkan diri sendiri saat terpuruk. Growth mindset atau mindset tumbuh akan membantu dan membentuk anak menjadi pribadi yang kuat, teguh pendirian dan tidak mudah asa. Growth mindset akan membuat anak mempunyai visi-misi atau tujuan hidup, sehingga setiap langkahnya akan tertata dan terarah. Growth mindset akan membuat anak siap menghadapi tantangan zaman, ada atau tanpa ada kita sebagai orangtuanya.

Sebelum menumbuhkan growth mindset pada anak, tentu harus dimulai dari orangtuanya terlebih dahulu. Bagaimana anak akan memiliki growth mindset kalau orangtuanya saja tidak memilikinya? Maka. orangtua harus merubah mindsetnya terlebih dahulu untuk selalu menjadi orang yang memiliki pemikiran berkembang.


Growth mindset di dalam Agama Islam sejalan dengan firman ALLAH SWT di dalam
QS Ar-Ra'd ayat 11

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."

Ayat diatas mengisyaratkan bahwa Allah pun tidak akan mengubah keadaan kita apabila kita tidak mengubahnya sendiri. Takdir (Mu'alaq) bisa kita ubah apabila kita mau berusaha mengubahnya. Pemikiran mau berusaha, mau berkembang dan tidak pasrah dengan keadaan adalah growth mindset yang harus kita miliki. Bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri kita sendiri. Dan hal itu merupakan bentuk ketaatan kita kepada ALLAH SWT, bentuk kita mengimplementasikan keimanan kita kepada Qada dan Qadar Allah SWT.

Lalu, apa yang perlu kita lakukan agar bisa memiliki growth mindset?
  1. Tahu tujuan hidup. Sebagai orang yang beragama Islam, tujuan hidup kita adalah beribadah kepada ALLAH SWT. Sebagai seorang diri, seorang istri, seorang ibu, tentu masing-masing punya tujuan yang berbeda. Maka pegang erat tujuan itu, arahkan langkah kita ke tujuan hidup kita. Dengan berjalan terarah akan menumbuhkan growth mindset kita.
  2. Selalu berfikir positif, buang pikiran negatif. Apa yang terjadi atas kehendak ALLAH SWT. Ingat hal itu maka pikiran kita akan selalu positif dan dihindarkan dari pikiran negatif. Namun bukan berarti pasrah dengan keadaan, berpikir positif adalah menerima keadaan dengan disertai usaha meningkatkan diri atau berjuang keluar dari musibah. Tawakal, menyerahkan segalanya kepada ALLAH SWT namun disertai dengan usaha / ikhtiar. Growth mindset akan tumbuh sejalan dengan ke-tawakal-an kita.
  3. Menikmati setiap proses, tanpa mengeluh. Setiap kehidupan pasti ada suka dan duka. Saat suka, bahagia secukupnya. Saat duka, sedih secukupnya. Menikmati setiap proses kehidupan itu, tanpa perlu memikirkan hasil akhirnya. Karena Allah SWT sebaik-baiknya sutradara, maka tugas kita sebagai makhluk adalah memainkan peran sebaik-baiknya dan menikmati setiap prosesnya. Growth mindset akan tumbuh ketika kita bisa menikmati setiap proses yang kita lalui tanpa banyak mengeluh.
  4. Melihat tantangan sebagai kesempatan belajar. Adanya cobaan hidup, jadikan itu sebagai proses naik kelas, kesempatan belajar menjadi lebih baik. Tantangan sebagai orangtua, jadikan sebagai kesempatan belajar tentang pengasuhan, tentang segala hal yang kita butuhkan dalam mendidik anak. Dengan selalu mencari solusi atas tantangan yang dihadapi akan memantik growth mindset kita akan tumbuh.
  5. Tidak ada kesuksesan yang instan. Tanamkan pada diri sendiri bahwa di dunia ini tidak ada yang instan. Semua kesuksesan diraih dari proses panjang. Kesuksesan membutuhkan waktu dan ketika kita sudah menyadari hal itu, maka growth mindset kita akan tertanam.
Ranah mindset tidak terlihat oleh mata, namun dapat dirasakan oleh hati dan otak kita. Hanya diri kita sendiri yang mampu menumbuhkannya. Orang lain maupun lingkungan hanya sebagai pemantik. Kesiapan diri kita menerima pemantik lah yang menentukan akan menjadikan kita seseorang yang memiliki growth mindset atau justru sebaliknya.

Orangtua hebat akan selalu bersemangat untuk memaknai setiap nikmat dan tak pernah lelah untuk melangkah karena Lillah.






No comments:

Post a Comment