Social Icons

Sunday, December 20, 2015

Bahasa Bunda, Bahasa Cinta




Resume Seminar Parenting
Oleh Bu Septriana Mudriani
Bontang, 20 Desember 2015


♡ Bahasa Bunda


Ada yang masih asing dengan kata bahasa bunda? Apa sih beda nya bahasa bunda dengan bahasa ibu?


Ya, awal nya saya berpikir kalau bahasa bunda = bahasa ibu = mother tongue atau bahasa sehari hari yang dipakai komunikasi dalam keluarga, bisa bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah.
Tapi ternyata bahasa bunda ala bu Septri ini berbeda dengan bahasa ibu.
Bahasa bunda di sini adalah bahasa kasih sayang,...sebuah metode menyampaikan sesuatu ke anak atau ke pasangan yang halal dengan kasih sayang, cinta dan bahasa hati.


Bahasa bunda di sini adalah ketrampilan. Bagaimana seorang bunda dalam berkomunikasi dengan anak dan pasangan yang positif. Yang penuh cinta.


Pada anak usia dini (terutama 0-3tahun), bahasa bunda ini bisa dikaitkan dengan kelekatan. Kelekatan antara bunda dan anak yang masih balita ternyata sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak ke kehidupan selanjutnya.


★ Pengaruh kelekatan terhadap perkembangan emosi pada bayi
Seorang bayi ternyata sudah mampu mengolah emosi nya dari cara bunda nya memperlakukan nya. Misal saat sang bayi menangis, minta menyusu, apabila sang bunda langsung merespon, atau menunda beberapa saat, itu memberi pelajaran kepada sang bayi, bahwa bunda nya bisa di percaya. Dan dengan menunggu, bayi pun belajar untuk sabar.


Kalau ada yang bilang, jangan sering di gendong atau di pangku, nanti "bau tangan". Itu adalah mitos, kenapa? Karena justru dengan sering di gendong, itu akan meningkatkan kelekatan bayi dengan sang bunda. Dengan kelekatan aman yang di berikan sang bunda, bayi akan merasa lebih aman, nyaman dan percaya pada sang bunda.


★ Pengaruh kelekatan pada pembentukan empati, nurani , perilaku dan pro sosial
Kalau sudah lekat, anak cenderung lebih mudah menurut. Iya untuk anak usia 1 tahun, ketika sudah membangun kelekatan aman dengan bunda nya, maka ia akan sangat mudah menerima batasan batasan yang di berikan kepada nya. Dan menurut apa yang di katakan bunda nya, karena ia percaya pada bunda.
Berbeda dengan anak yang belum terbangun kelekatan aman nya dengan sang bunda, cenderung akan lebih mudah marah, dan susah mengontrol emosi.


★ Pengaruh kelekatan pada pembentukan rasa percaya diri, perkembangan kognitif dan kreativitas.
Kelekatan yang aman akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Dengan percaya diri, perkembangan kognitif dan kreativitas nya pun akan mengikuti.

Ternyata kelekatan dan full of love tidak akan menjadikan anak manja, tapi justru akan sangat berpengaruh bagi perkembangan otak anak. Namun harus di barengi dengan batasan-batasan dan nilai-nilai agar anak tumbuh sesuai fitrah baiknya.



♡ Bahasa Cinta

Disampaikan oleh bu Septriana, bahwa bahasa cinta itu setidak nya ada 5 macam. Dari kelima ini masing-masing orang punya kecenderungan yang berbeda.


1. Bahasa Cinta verbal
Mengungkapkan cinta & kasih sayang melalui ucapan langsung. Biasa nya sebagian besar perempuan lebih cenderung ke bahasa cinta verbal untuk menyampaikan perasaan atau membutuhkan ucapan kasih sayang dari pasangan (yang halal).
Inti nya sering di puji, di kasih perhatian lewat ucapan sayang, I love U dll akan sangat berharga bagi perempuan yang menomor satukan bahasa cinta verbal.


2. Bahasa Cinta Sentuhan
Menurut penelitian, dalam sehari setidak nya kita membutuhkan 8 - 12 kali sentuhan dari pasangan yang halal. Sentuhan ringan dan lembut, misal nya di usap kepalanya, di peluk dan di cium di kening akan sangat berharga bagi seseorang yang cenderung ke bahasa cinta sentuhan.
Seorang istri akan yang mengutamakan bahasa cinta ini, akan merasa bahagia dan merasa di cintai dengan hanya di usap kepalanya oleh suami. Begitupun sebaliknya, suami yang cenderung dengan bahasa cinta sentuhan, akan sangat bahagia kalau sering di peluk oleh istri.
Bahasa cinta sentuhan yang di maksud ini bukan making love / hubungan badan. Tapi lebih ke bentuk perhatian yang di tampak kan melalui sentuhan lembut, pelukan dan ciuman sederhana.


3. Bahasa Cinta waktu yang berkualitas
Saya agak bingung dengan yang ini,...hehe, kalau menurut saya mungkin inti nya adalah memanfatkan waktu yang berkualitas untuk melakukan banyak hal dengan keluarga. Bu Septri memberi contoh salah satu adalah membacakan buku atau bermain bersama anak.


4. Bahasa Cinta hadiah
Hadiah dijadikan simbol bahwa kita mencintai suami / istri / anak. Orang dengan kecenderungan ini akan merasa di cintai kalau di beri hadiah dari pasangan atau anak. Begitupun sebaliknya, dia akan memberi hadiah kepada orang yang di cintai nya.


5. Bahasa Cinta pelayanan
Mengungkapkan cinta dalam bentuk pelayanan. Ini lebih banyak di lakukan para suami. Dengan memberi pelayanan kepada keluarga dengan bekerja, memenuhi kebutuhan hidup keluarga, itu sudah merupakan bentuk cinta kepada keluarga. Suami merasa tak perlu mengungkapkan kata cinta kepada istri, cukup dengan pelayanan yang maksimal sebagai kepala keluarga. Dan ketika istri melayani suami, misal dengan membuatkan minum, memperhatikan keperluan nya, di sini lah suami akan merasa sangat di cintai.


Dari kelima bahasa cinta ini, tiap orang akan memiliki kecenderungan yang berbeda. Semua ini ada di diri kita, tapi nomer urut nya saja yang berbeda. Misal istri cenderung bahasa cinta verbal yang nomer satu, suami harus mengerti dan memahami, jadi sering sering lah memberi pujian kepada istri.
Dan mungkin si suami lebih ke bahasa cinta pelayanan, sebagai istri kita juga harus memahami, melayani suami yang baik, membuatkan minum, menyiapkan semua keperluan nya, itu akan membuat nya merasa di cintai.


Satu sama lain harus jujur tentang bahasa cinta mana yang di butuhkan. Agar keluarga tetap harmonis tanpa salah paham.

Karena banyak kasus yang sebenar nya bermula dari hal sepele, misal istri yang cenderung bahasa cinta verbal, ingin sekali mendapatkan ucapan "I Love U" dari suami nya, tapi karena suami nya lebih ke bahasa cinta pelayanan, tidak pernah mengucapkan itu . Akhir nya istri menganggap suami tak cinta. Kalau sudah seperti itu, istri tidak akan melayani suami secara maksimal. Dan bagi suami, pelayanan istri yang kurang ini, menjadi anggapan bahwa istri nya tak mencintai sepenuh hati, karena tidak di layani sebagaimana harapan nya.


Nah hancur sudah rumah tangga kalau sudah begini,..masing masing butuh pengungkapan cinta, tapi dengan cara yang berbeda..kalau tidak saling tahu, akan salah paham dan berakibat fatal.
Makanya komunikasi antara suami istri itu penting, tanyakan apa bahasa cinta yang di butuhkan pasangan halal kita.


Sebagai orang tua kita juga perlu mengamati kecenderungan Bahasa Cinta anak anak kita. Dengan begitu, kita akan tepat sasaran memberikan cinta yang sepenuh nya kepada anak. Full of love dari keluarga sangat penting bagi anak & pasangan, agar mereka tidak mencari cinta di luar keluarga.
Karena cinta dan kasih sayang itu adalah kebutuhan dasar setiap manusia.


By : Dwi Laelasari


No comments:

Post a Comment