Nggak sengaja, buka-buka hasil talent mapping abahnya fatih, dapat artikel menarik tentang bakat yang bisa dijadikan panduan bagi kami dalam menghantarkan Fatih menemukan bakatnya.
Sudah ratusan tahun manusia dinasehati agar menjadi diri sendiri atau be yourself. Namun, sampai saat ini istilah ‘menemukan diri sendiri’ masih saja menjadi misteri sehingga nasehat di atas seakan hanya mimpi saja. Kalau saja kita bisa mengetahui siapa diri kita dan untuk apa kita diciptakan, maka disanalah kita akan menemukan jalan kesuksesan kita yang sebenarnya.
Sesungguhnya setiap perancang (pencipta) memiliki maksud (purpose) dan tujuan ketika merancang atau menciptakannya. Kita bisa mengetahui maksud dan tujuan dari perancang (pencipta) dengan melihat hasil rancangan atau produk ciptaannya. Misalnya rancangan sebuah mobil, bila kita melihat suatu mobil dengan kursi sebanyak 40 buah, maka kita tahu bahwa maksud perancangnya adalah membuat mobil untuk mengangkut banyak penumpang.
Bila kita lihat rancangan mobil menggunakan bak di belakangnya, maka kita menyebutnya untuk alat angkut barang. Bagaimana dengan penciptaan manusia? Seperti halnya mobil dibuat untuk mengangkut benda dari satu tempat ke tempat lain, maka manusia diciptakan untuk memberi manfaat atau kontribusi bagi lingkungan atau orang lain. Manusia juga diciptakan dengan rancangan atau fitur yang berbeda-beda. Tuhan pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu dengan menciptakan manusia dengan bentuk dan rupa yang berbeda-beda. Bahkan dalam ukuran jumlah bisa dengan bilangan tak terhingga, sepanjang jumlah manusia yang pernah hidup di muka bumi.
Manusia memang sangat unik, tidak ada duanya karena walaupun sudah milyaran manusia diciptakan di dunia, tidak ada satupun yang sama walau kembar sekalipun. Begitu uniknya sehingga sebenarnya masing-masing orang adalah Very Special Limited Edition. Bagaimana kita tahu keunikan kita? Apa yang berbeda dan unik antara satu manusia dengan lainnya? Jawabannya adalah sifat atau personality.
Analogi dengan mobil yang memiliki fitur (rancangan) tertentu agar memberi manfaat tertentu. Demikian juga dengan rancangan atau bentuk rupa manusia yang sangat beragam. Bisa dipastikan memiliki manfaat yang berbeda-beda. Di samping berbeda dalam warna kulit, bentuk wajah, rambut, tinggi, bentuk sidik jari, dan lain sebagainya, ada fitur yang unik lain yang kita miliki dan berbeda satu sama lainnya. Fitur ini terutama berhubungan dengan sifat atau personality. Lebih lanjut, personality yang dimaksud disini adalah personality yang bermanfaat atau personality yang produktif. Personality yang produktif inilah yang selanjutnya disebut dengan BAKAT.
Bakat dalam arti luas merupakan potensi diri. Potensi yang dimiliki oleh setiap manusia merupakan pemberian Tuhan yang paling berharga, namun sering kita melupakannya. Sudah sejauh mana kita mengenalinya? Setiap manusia memiliki potensi-potensi baik berupa keterbatasan maupun kelebihan. Namun umumnya manusia terkungkung untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan pada dirinya dibandingkan mengembangkan potensi kekuatan yang dimilikinya. Banyak manusia yang tumbuh, berkembang dan menjadi ahli akan apa yang menjadi keterbatasannya sedangkan apa yang menjadi potensi kekuatannya tetap tertidur dalam dirinya dan bahkan terabaikan. Kecenderungan ini muncul karena adanya pemikiran bahwa untuk menjadi pribadi yang sukses maka tidak boleh memiliki kelemahan. Pada esensinya memiliki kelemahan adalah hal yang wajar mengingat tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Hal utama yang perlu diingat adalah bahwa setiap manusia pasti memiliki kelebihan, suatu kekuatan unik yang berbeda dengan yang lain dan semuanya harus diawali dengan penemuan diri.
Sudah ratusan tahun manusia dinasehati agar menjadi diri sendiri atau be yourself. Namun, sampai saat ini istilah ‘menemukan diri sendiri’ masih saja menjadi misteri sehingga nasehat di atas seakan hanya mimpi saja. Kalau saja kita bisa mengetahui siapa diri kita dan untuk apa kita diciptakan, maka disanalah kita akan menemukan jalan kesuksesan kita yang sebenarnya.
Sesungguhnya setiap perancang (pencipta) memiliki maksud (purpose) dan tujuan ketika merancang atau menciptakannya. Kita bisa mengetahui maksud dan tujuan dari perancang (pencipta) dengan melihat hasil rancangan atau produk ciptaannya. Misalnya rancangan sebuah mobil, bila kita melihat suatu mobil dengan kursi sebanyak 40 buah, maka kita tahu bahwa maksud perancangnya adalah membuat mobil untuk mengangkut banyak penumpang.
Bila kita lihat rancangan mobil menggunakan bak di belakangnya, maka kita menyebutnya untuk alat angkut barang. Bagaimana dengan penciptaan manusia? Seperti halnya mobil dibuat untuk mengangkut benda dari satu tempat ke tempat lain, maka manusia diciptakan untuk memberi manfaat atau kontribusi bagi lingkungan atau orang lain. Manusia juga diciptakan dengan rancangan atau fitur yang berbeda-beda. Tuhan pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu dengan menciptakan manusia dengan bentuk dan rupa yang berbeda-beda. Bahkan dalam ukuran jumlah bisa dengan bilangan tak terhingga, sepanjang jumlah manusia yang pernah hidup di muka bumi.
Manusia memang sangat unik, tidak ada duanya karena walaupun sudah milyaran manusia diciptakan di dunia, tidak ada satupun yang sama walau kembar sekalipun. Begitu uniknya sehingga sebenarnya masing-masing orang adalah Very Special Limited Edition. Bagaimana kita tahu keunikan kita? Apa yang berbeda dan unik antara satu manusia dengan lainnya? Jawabannya adalah sifat atau personality.
Analogi dengan mobil yang memiliki fitur (rancangan) tertentu agar memberi manfaat tertentu. Demikian juga dengan rancangan atau bentuk rupa manusia yang sangat beragam. Bisa dipastikan memiliki manfaat yang berbeda-beda. Di samping berbeda dalam warna kulit, bentuk wajah, rambut, tinggi, bentuk sidik jari, dan lain sebagainya, ada fitur yang unik lain yang kita miliki dan berbeda satu sama lainnya. Fitur ini terutama berhubungan dengan sifat atau personality. Lebih lanjut, personality yang dimaksud disini adalah personality yang bermanfaat atau personality yang produktif. Personality yang produktif inilah yang selanjutnya disebut dengan BAKAT.
Bakat dalam arti luas merupakan potensi diri. Potensi yang dimiliki oleh setiap manusia merupakan pemberian Tuhan yang paling berharga, namun sering kita melupakannya. Sudah sejauh mana kita mengenalinya? Setiap manusia memiliki potensi-potensi baik berupa keterbatasan maupun kelebihan. Namun umumnya manusia terkungkung untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan pada dirinya dibandingkan mengembangkan potensi kekuatan yang dimilikinya. Banyak manusia yang tumbuh, berkembang dan menjadi ahli akan apa yang menjadi keterbatasannya sedangkan apa yang menjadi potensi kekuatannya tetap tertidur dalam dirinya dan bahkan terabaikan. Kecenderungan ini muncul karena adanya pemikiran bahwa untuk menjadi pribadi yang sukses maka tidak boleh memiliki kelemahan. Pada esensinya memiliki kelemahan adalah hal yang wajar mengingat tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Hal utama yang perlu diingat adalah bahwa setiap manusia pasti memiliki kelebihan, suatu kekuatan unik yang berbeda dengan yang lain dan semuanya harus diawali dengan penemuan diri.
Nah, itu sekilas open mind tentang bakat, dan kelanjutannya mengenai kapan dan bagaimana mengidentifikasi bakat anak akan di share lain waktu ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar