Tepat setahun yang lalu, 3 Juni 2014, siapa yang menyangka bahwa calon adik nya Fatih harus dipaksa "keluar", karena tidak berkembang sebagaimana layaknya janin. Pendarahan yang telah terjadi selama 3 hari ternyata sebagai pertanda bahwa kehamilan ini tidak bisa dipertahankan. Ya, di usia kehamilan 7 minggu, rupa nya Allah berkehendak lain.
Tidak tahu apa penyebabnya,..sejak hari Jum'at, waktu itu, sudah mulai ada pendarahan, walaupun sedikit, masih flek-flek saja. Masih tenang dan cuek. Sampai hari Ahad ternyata flek belum juga berhenti. Memutuskan lah untuk pergi ke Bidan langganan dulu waktu hamil Fatih. Di Bidan diperiksa dan di USG (masih 2D) dan dinyatakan janin normal & sehat. Hanya Ibu nya yang butuh istirahat dan diharuskan bed rest. Dari Bidan hanya dikasih obat penguat kandungan dan sedikit nasehat : " Bu, kalau pendarahannya masih banyak, Ibu langsung ke dokter / Rumah Sakit saja ya".
Oke, saya pun pulang dengan perasaan yang masih biasa biasa saja.
Dan hari Senin, pagi pagi saat BAK, pendarahan semakin hebat. Disitulah saya mulai panik. Bingung, takut & perasaan aneh berkecamuk. Suami sudah berangkat kerja, tinggal berdua sama Fatih. Akhirnya menghubungi suami, yang baru bisa pulang sekitar pukul 11.00WITA. Selama pendarahan itu yang saya rasakan nyeri perut (layaknya mau menstruasi). Langsung lah kita pergi ke Rumah Sakit Amalia, Bontang untuk memastikan apa yang terjadi. Berharap tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Menunggu dokter kandungan datang, menunggu antrian membuat saya semakin cemas. Tibalah giliran saya masuk ruang periksa. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan pak dokter, dan USG pun dilakukan. Pertama dilakukan USG luar (3Dimensi), dokter menemukan ada kantung janin, tapi belum yakin. Akhirnya dilakukan USG dalam (melalui "jalan lahir") dan dokter mengatakan bahwa janin tidak berkembang alias BO (Blighted Ovum). Pada kondisi ini, jika dilakukan USG dari luar, memang akan terlihat kantung janin (kantung ketuban) yang berkembang layak nya kehamilan normal, tapi sebenarnya embrio di dalamnya tidak berkembang. Dan tindakan yang harus dilakukan adalah dengan membersihkannya alias di kuret. Akhirnya saya pun di kuret malam itu juga. Sungguh pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan. Dan semoga ini menjadi pengalaman pertama dan terakhir bagi saya. Aamiin
Sedikit berbicara tentang BO (Blighted Ovum) atau kehamilan kosong, kalau orang di kampung saya (dikaitkan dengan mistis), mengatakan bahwa kehamilannya hilang di bawa oleh makhluk halus atau bayinya dipindahkan ke orang lain, dll. Karena memang kesannya bayinya menghilang tiba tiba. Ibu yang hamil mengalami tanda-tanda dan perubahan-perubahan tubuh layaknya kehamilan normal, sama seperti saya, namun ketika di cek USG janinnya tidak ada/tidak berkembang. Namun itu semua hanya mitos.
Blighted ovum juga dikenal sebagai kehamilan tanpa embrio.
Pada saat terjadi pembuahan, sel-sel tetap membentuk kantung ketuban, plasenta, namun telur yang telah dibuahi (konsepsi) tidak berkembang menjadi sebuah embrio. Pada kondisi blighted ovum kantung kehamilan akan terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, namun sel telur yang telah dibuahi gagal untuk berkembang secara sempurna. Maka pada ibu hamil yang mengalami blighted ovum, akan merasakan bahwa kehamilan yang dijalaninya biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi sesuatu, karena memang kantung kehamilan berkembang seperti biasa. Pada saat awal kehamilan, produksi hormon HCG tetap meningkat, ibu hamil ketika di tes positif, juga mengalami gejala seperti kehamilan normal lainnya, mual muntah, pusing-pusing, sembelit danlainnya. Namun ketika menginjak usia kehamilan 6-8 minggu, ketika ibu hamil penderita blighted ovum memeriksakan kehamilan ke dokter dan melakukan pemeriksaan USG, maka akan terdeteksi bahwa terdapat kondisi kantung kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang. Jadi, gejala blighted ovum dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau hingga adanya perdarahan layaknya mengalami gejala keguguran mengancam (abortus iminens) karena tubuh berusaha mengeluarkan konsepsi yang tidak normal.
Blighted ovum terjadi pada saat awal-awal kehamilan. Penyebab dari blighted ovum sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun di duga karena adanya kelainan kromosom, kelainan genetik, atau sel telur dengan kondisi kurang baik di buahi oleh sperma normal atau sebaliknya. Sayangnya Blighted ovum tidak bisa di cegah atau dihindari. Untuk penanganan kehamilan blighted ovum tiada jalan lain kecuali mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam rahim. Caranya bisa dilakukan dengan kuretase atau dengan menggunakan obat. Namun kuretase dianggap memiliki kelebihan karena dapat mencegah terjadinya infeksi dan juga pemeriksaan kromosom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar