Social Icons

Selasa, 30 Juni 2015

Tentang "Menthok tak kandhani"

Menthok... Menthok... Tak kandhani
Mung rupamu... Angisin - ngisini
Mbok yo ojo ngetok ono kandang wae
Enak - enak ngorok ora nyambut gawe
Menthok... Menthok... Mung lakumu...
Megal - megol nggawe ngguyu...


Bagi orang Jawa Tengah tentu sudah tak asing dengan lirik lagu diatas. Ya tembang Jawa yang satu ini (dulu) menjadi salah satu tembang yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Jawa. Entah sekarang masih diajarkan apa tidak, saya kurang mengikuti. Hehe

mentok

Ngomong-ngomong soal "menthok" ini, bukan tanpa sebab lho. Hehe, berawal dari beberapa hari ini Fatih ku, yang masih mudik di kampung, demen banget lihatin "menthok-menthok" peliharaan mbah nya. Saya jadi teringat lagu diatas dan ingin sedikit menulis tentang filosofinya.

Sebelumnya, saya terjemahkan dulu ya ke dalam bahasa Indonesia, kira-kira begini:
Menthok menthok tak kandhani :menthok menthok kuberitahu ya?
Mung rupamu angisi-isini : perilakumu itu kok bikin malu
Mbok yo ojo ngetok ono kandhang wae : mbok ya jangan kelihatan di kandang saja
Enak-enak ngorok ora nyambut gawe : enak enak tidur tidak bekerja
Menthok-menthok mung lakumu :menthok menthok gayamu itu
Megal-megol gawe guyu : megal megol bikin ketawa


Nah, kelihatan nya tanpa arti apa-apa ya, saya pun tadi nya mengira begitu. Tetapi RC Hardjasoebrata menciptakan tembang menthok tentu juga tanpa sebab dan makna. Beliau tentu ingin menyampaikan sesuatu dari tembang ini. Ya sebuah makna tersirat untuk dicermati oleh semua orang.

Yang saya suka dari sebuah tembang daerah ya ini, selalu ada makna dibalik lirik unik nya. Makna yang selalu "update" dan bisa dipahami oleh semua orang, lintas generasi sekalipun. Dari tembang menthok ini, ada makna yang saya pahami... ini semata-mata persepsi saya. Silakan boleh setuju ataupun tidak. :)

Dari awal lirik, "menthok-menthok tak kandani", disini terlihat bahwa sang penulis lirik ingin memberi nasihat, yang dalam lirik, nasihat kepada "menthok". Tapi secara umum, nasihat terselip untuk semua orang.

Lirik selanjutnya isi nasihat "Mbok yo ojo ngetok ono kandang wae". Ya ini tersirat makna, nasihat untuk kita jangan malas-malasan. Hanya berdiam diri di rumah. Tidur dan tidak bekerja (Enak-enak ngorok, ora nyambut gawe) layak nya seekor menthok. Ini menurut saya sekaligus sindiran bagi orang-orang pemalas yang cuma tidur, makan, tidur, makan di rumah. Orang seperti itu layak nya "menthok" yang suka sekali "ndeprok" di kandang.


Nah kalau dalam Islam, sudah jelas ya kita sebagai hamba Allah tidak boleh bermalas-bermalasan, dalam hal apapun. Karena Allah tidak menyukai orang - orang dengan sifat pemalas. Karena malas adalah sifat buruk yang wajib dihindari dan malas adalah ciri-ciri orang munafik. Sebagaimana dalam Al Quran QS An-Nisa’ ayat 142 yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”


Bukan hal yang mudah ya untuk mengusir rasa malas, yang pasti sering menghinggapi diri kita, termasuk diri saya. :) Lain waktu, insyaAllah saya akan share tentang cara untuk mengusir rasa malas.

Lanjut lirik terakhir dalam tembang "menthok" yang menarik menurut saya,.."mung lakumu, megal megol nggawe ngguyu". Secara kasar nya bisa di maknai "kebanyakan gaya loe, bikin geli". Hahaha kata orang-orang zaman sekarang "lebay".
 
Sebenarnya boleh boleh saja menunjukkan sesuatu, kelebihan, kita kepada orang lain, tapi jangan berlebihan atau jangan terlalu pamer. Kelebihan dalam bentuk apapun, fisik, harta , ilmu dan tahta tak patut kita tunjukkan terlalu berlebihan. Karena semua itu hanya titipan dari Allah. Dan sudah jelas Allah tidak menyukai dan bahkan membenci orang-orang yang yang terlalu berlebihan. Banyak ayat Al Quran yang telah menjelaskannya, salah satunya dalam QS Al A'raaf ayat 31 yang arti nya : "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan".


Malas dan berlebihan, dua hal yang saya tangkap dari tembang "menthok" diatas, dan keduanya merupakan sifat yang tidak di sukai ALLAH. Catatan penting bagi diri sendiri. Silakan kalau ada persepsi lain, cuma sekedar ingin berbagi dan semoga bermanfaat.


*dari berbagai sumber*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar