Renungan pagi dari seorang Ibu yang bangga:
" Saya ingat lagi perkataan Helvy. Maret 1992, saat Helvy menulis KMGP pertama kali, itu juga bulan dan tahun kelahiran anak lelaki pertama saya. Ketika cerita ini dimuat di majalah Annida 1993, saya adalah ibu muda dengan seorang anak lelaki berumur setahun. Tentang spirit Palestina dalam diri Helvy dan Mas Gagah…, saya rasakan besarnya cinta diri ini terhadap Palestina. Bahkan sebelum menikah sudah saya persiapkan nama istimewa untuk anak saya dari perjuangan pergerakan Palestina. Saya sangat bangga dengan pejuang Palestina dan merasa harus turut mengambil peran dalam kemerdekaan Palestina. Sheikh Ahmad Yasin dan seluruh syuhadanya adalah ruh yang menggerakkan keistiqomahan saya. Maka ketika bayi lelaki kecil ini lahir kami rangkaikan nama yang mengingatkan orang pada Palestina dan para syuhadanya.
Alhamdulillah saya sangat bersyukur anak saya tumbuh besar dan membanggakan. Ia bisa meraih berbagai prestasi di bidang bisnis, sains hingga teater. Namun ia tak pernah lupa untuk sholat tepat waktu dan giat menghafalkan Al-Quran. Tak seperti para pemuda lain yang eksis di dunia maya, ia enggan memiliki akun FB, twitter atau instagram dengan alasan ingin lebih menjaga hafalan Quran-nya.
Saya ingat, ketika casting online KMGP di Youtube saya sampaikan ke anak saya, ia menolak untuk main dan terlibat. Ia memang menyukai teater dan bila pun mau main film, ia akan memastikan itu film dakwah. “Aku tidak ingin jadi artis terkenal, Ummi,” kata anak saya itu. “Aku hanya ingin menjadi bagian dari dakwah, termasuk melalui film.”
Ia sungguh tak berambisi. Bahkan sampai di hari terakhir tgl 28 februari 2015 tersebut kami sedang pulang kampung ke Bengkulu, saya diskusi dengan anak saya tentang visi besar film ini. Tentang perjuangan, tentang indahnya Islam, damainya Islam, rahmat yang diberikan Islam bagi semesta, juga tentang kegagahan Islam.
Alhamdulillah dari diskusi tersebut anak lelaki saya mau ikut casting online tersebut. Dengan waktu yang sangat terbatas, kami cari studio foto malam hari. Tak sampai di situ, kota kecil ini dengan keterbatasan internet di malam hari, saya harus cari warnet pula di tengah malam. Hampir pukul 00.00 menuju hari berikutnya, baru video tersebut bisa kami unggah ke Youtube. Tepat di menit menit terakhir!
Subhanallah, 23 tahun setelah buku ini terbit, saya melihat bagaimana persiapan mewujudkan filmnya, dan ternyata anak lelaki yang saya lahirkan, yang kini berusia 23 tahun itu kini menjadi bagian di dalamnya!
Ya Rabb, saya tidak lagi sekadar menatap punggung tokoh fiksi kesayangan saya itu, bahkan saya bisa memeluknya dengan sangat erat!
“Masya Allah, saya merasa seperti menemukan anak saya yang hilang 23 tahun lalu….,” kata Helvy terharu saat bertemu kami. “Akhirnya saya tahu, mengapa Allah memberi waktu sepanjang ini untuk film KMGP….”
Subhanallah. Adakah yang lebih apik daripada semua yang telah diatur Sang Maha? Adakah yang lebih indah dari rencanaNya bagi Helvy, Mas Gagah, saya dan Hamas Syahid Izzudin?"
http://sastrahelvy.com/2015/07/03/rencana-untuk-saya-helvy-mas-gagah/
(Tulisan bu Yulyani Yeni, Ibunda Hamas Syahid Izzudin, pemeran Gagah dalam film KMGP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar