Social Icons

Minggu, 06 November 2016

(Masih) Berjuang menjadi Ibu Profesional "Membangun Peradaban dari dalam Rumah"


Sudah masuk minggu ketiga perkuliahan di Institute Ibu Profesional, materinya semakin dalam dan semakin menyadarkan. Menggiring masing-masing Ibu untuk lebih mengenal potensi diri, anak, suami dan lingkungan. Untuk apa? untuk menentukan misi pernikahan, misi keluarga sebagai upaya membangun peradaban dari dalam rumah.

Dan pe-er kali ini diawali dengan membuat surat cinta untuk suami. Well, kelihatannya mudah, tapi nyatanya....ya cukup sulit bagi saya yang sudah lama dan hampir pula berkata-kata romantis. Dan hasilnya surat cinta yang saya buat jaauuuh dari surat cinta kebanyakan. Minim kata-kata romantis, malah berisi uraian panjang yang saat itu ada dibenak saya. Aaaah rasanya nano-nano pas menuliskannya, dibarengi air mata yang menetes di pipi. Saya kirimkan via WA malam hari, esoknya dibalas dengan ikon "love" tanpa kata-kata. Ya seperti biasanya,..walaupun saya sudah ngomong panjang kali lebar, nulis banyak...responnya kalau ga senyum, bilang "iya" atau jempol saja. Datar banget yak..hehe. Eh tapi jangan salah, ga sedatar itu kok...peluk dan cium menghiasi hari itu dan saya suka saya suka. hihihi Walaupun ada buanyak pikiran dikepala, ada buanyak "sampah" yang harus dibuang, tidak ada senyuman dibibir ini, tapi dia dengan senyum dan penuh cinta memeluk & cium kening saya. Langsung tanpa komando mbrebes mili deh saya dan seharian bawaanya baper.

Baper semakin menjadi saat melihat 2 amanah dari Allah SWT yang begitu berharga, yang dengan kasih sayangNya dititipkan di rahim saya, Fatih (4tahun 1bulan) dan Aisyah (7 bulan). Baper karena saya merasa masih belum bisa menjadi Ibu yang baik buat mereka, masih suka lalai dan masih suka emosi kalau tingkah mereka, terlebih Fatih, yang aktif luar biasa. Saya sering menangis sendiri menyesali hari-hari yang telah berlalu, yang terlewati tanpa pembelajaran berarti buat mereka. hiks Tapi saya ga mau berlarut menyesalinya, saya harus bangun dan belajar menjadi Ibu yang baik bagi mereka, yang bisa mengoptimalkan tumbuh kembang mereka dan bisa mengantarkan mereka menjadi pribadi yang bermanfaat bagi ummat. Aamiin

Muhammad Fatih Abdurrahman, anak pertama kami yang sekaligus menjadi guru pertama kami yang mengajari kami bagaimana menjadi orangtua dan guru terbaik kami yang mengajari kami bagaimana cara mencintai tanpa syarat. Ya dia sekarang sudah tumbuh menjadi balita yang aktif, usianya 4tahun 1bulan. Balita yang rasa ingin tahunya luar biasa sekali, suka bertanya tentang banyak hal, selalu minta dibacakan buku setiap waktu dan suka bercerita tentang berbagai hal. Ya, dia anak laki-laki yang cerewet, mulutnya ga pernah diam, kecuali pas tidur. hehe Dia juga "pecicilan", banyak gerak dan susah untuk diam duduk dalam jangka waktu lama. Tapi so far masih aman dan wajar, tidak hiperaktif. Kalau dilihat dari kesehariannya, Fatih anak tipe auditory, dia banyak belajar dari mendengar. Dia lebih mudah diajari dan dinasehi melalui cerita, melalui sounding sebelum tidur. Kecerdasan linguistiknya menurut saya menonjol, karena dia sering banget bercerita dengan kosa kata yang beragam, yang menurut saya anak-anak seusianya mungkin belum paham. Dan senang bermain kata / kalimat yang di analogikan. Kemampuan berpikirnya menyusun kalimat juga luar biasa, jadi kadang muncul kalimat yang ajaib dari mulut kecilnya.
Fatih ini termasuk anak yang agak sensitif, gampang sekali tersentuh dan mbrebes mili kalau saya minta maaf, lebih suka mengalah / menghindar, kalau ada teman yang dominan. Dia aktifnya luar biasa dirumah, tapi kalem kalau diluar rumah. Saya melihatnya ini sebagai nilai plus dia bisa menempatkan diri diluar, lebih sopan dan lebih berhati-hati mengamati lingkungan baru. Ya...selebihnya dia seperti kebanyakan balita seusianya.

Kalau si adik, Aisyah Rahma Tsania, belum menunjukkan yang spesial. Ya baru 7bulan usianya. Seperti bayi pada umumnya yang masih dalam fase belajar duduk dan merangkak. Aisyah ini lebih cepat perkembangannya dari kakak Fatih zaman bayinya. Bukan maksud membeda-bedakan, hanya saja ya memang berbeda...karena setiap anak kan unik. hehe Dia lebih cepat tanggap meraih benda didepannya, lebih cepat belajar dari fase tengkurep sampai mau merangkak seperti sekarang. Cuma Aisyah tidak secerewet kakaknya. Sering diajak ngobrol, dibacakan buku, dia lebih asyik menyimak. Bublingnya hanya wakyu-waktu tertentu saja. Tapi kalau nangis,...beuh juara deh. Selalu bikin saya gemesss pingin ikutan nangis. hehe 

Alhamdulillah, sangat bersyukur dikarunia 2 anak yang sehat, pinter dan insya Allah sholih-sholihah. Semoga kami,terlebih saya sebagai Ibu, bisa mendidik mereka menjadi khalifah fil 'ardh. Dan untuk menuju kesitu, rasanya banyak banget PR saya pribadi yang harus dituntaskan. Harus lebih bisa menata diri, melihat potensi diri, agar dapat mendidik dengan hati tanpa emosi.

Ngomong-ngomong tentang potensi diri, seperti yang saya tuliskan di NHW1. Iya tentang keinginan saya mempelajari Talent Mapping, sebagai upaya mengetahui potensi diri. Gayung bersambut, di grup dikasih link untuk asessment via online. Ini permulaan saya ikut TM. Keinginan saya sih tidak hanya via online, tapi bisa via offline dan mendalami lebih lanjut tentang TM. Semoga Allah memberikan jalan kesana. Aamiin

Hasil asessment ternyata saya lebih Servicing & Headmen. Secara umum, yang saya tangkap adalah saya lebih seneng melakukan aktivitas yang berhubungan dengan melayani dan mempengaruhi orang. Kalau suami lebih ke Generating Idea,yang lebih menggunakan otak kanan untuk membuat gagasan dan ide-ide kreatif. Nah karena saya cuma via online ini jadi masih belum punya gambaran real, masih awang-awang dengan hasil ini. Tapi kalau dirasain memang saat ini saya menikmati sekali aktivitas selling, yang merupakan bagian dari servicing & headmen. 



Yah dengan berpijak dari hasil assesment, saya dan suami ini, semoga bisa  lebih bekerjasama dengan baik, untuk menentukan "akan dibawa kemana kapal ini" dan untuk membersamai menumbuhkan fitrah & potensi anak-anak kami serta berperan nyata dalam lingkungan kami. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar