Social Icons

Minggu, 30 Oktober 2016

(Masih) Berjuang menjadi Ibu Profesional yang Membahagiakan dan Membanggakan bagi Keluarga


Masuk minggu kedua perkuliahan di Institute Ibu Profesional mulai membukakan mata hati saya, tentang bagaimana menjadi Ibu Profesional, dan ternyata tidak gampang. Butuh perjuangan yang luar biasa bagi saya pribadi, yang selama ini menjalani profesi Ibu Rumah Tangga "hanya" sebagaimana mestinya. Tanpa ada target, tanpa ada misi dan tanpa ada goal yang spesifik untuk keluarga. Duuuh jadi mbrebes mili saat mengingat rentang waktu hampir 5tahun menjadi Ibu Rumah Tangga, hanya dijalankan sebagai rutinitas semata dan jauuuh dari kata "profesional".

Dan baru saya tersadar kenapa dalam rentang waktu 5 tahun itu, saya lebih sering merasa tertekan, capek dan sering emosi ketika suntuk dengan pekerjaan rumah yang tak selesai-selesai atau dengan tingkah si kakak yang luar biasa aktifnya atau bahkan dengan suami yang "hanya" sekedar minta dibuatkan teh sepulang kerja. Ya Allah...ampunilah dosa hamba selama ini. Hiks
Saya sadar, saya (masih) belum bisa mengelola diri, terlebih emosi dan saya sadar hubungan dengan Allah (dalam hal ibadah) masih sangat jauh. Sholat wajib yang kadang sering di akhir waktu, tilawah juga sesempatnya, apalagi tahajud...kalau sudah cape, bablas sampai subuh. Ya Allah,..malu rasanya diri ini menuliskannya. Tapi dengan begini, untuk bahan instrospeksi diri, untuk kedepannya harus lebih baik lagi. Terutama urusan habluminallah, agar segala yang saya jalani terasa nikmat tanpa beban karena didasarkan untuk menggapai Ridho-Nya.

Bagi saya PR perkualiahan minggu ini, bukan hanya sekedar tugas tuntutan program matrikulasi. Dengan adanya PR ini saya jadi tersadar dan harus segera berjuang berubah menjadi lebih baik dengan membuat indikator-indikator yang semestinya dijalankan sebagai pribadi, istri dan ibu. Bukan hanya sekedar ingin lulus jadi "Ibu profesional" di program matrikulasi, tapi juga ingin lulus sebagai "Ibu Profesional" yang membahagiakan dan membanggakan anak dan suami. Karena senyum & tawa anak-anak dan suami adalah hadiah terindah bagi seorang Ibu.

Bismillahirrohmanirrohim, berikut ini check list indikator yang saya susun sebagai acuan saya, selama 90 hari kedepan semoga bisa konsisten, istiqomah dan menjadi kebiasaan yang membawa kebahagiaan bagi keluarga. Aamiin.

Add caption


Salam Ibu Profesional,
Dwi Laelasari
(Ibu dua anak yang sedang berjuang memperbaiki diri untuk menjadi seorang Ibu dan Istri yang membahagiakan dan membanggakan keluarga)
Bontang, 30 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar