Featured Posts
Selasa, 15 Agustus 2023
Apa Yang Terjadi Hari Ini?
Selasa, 13 Juni 2023
Jangan Anggap Remeh Bullying
Oleh : Dwi Laelasari
"Cucuku di sekolah dibully, celananya diplorotin temannya, sekarang anaknya tidak mau sekolah" tutur seorang nenek kepada para tetangganya yang sedang berkumpul.
"Walah Mbah, kan sudah biasa to kaya gitu, namanya juga anak-anak, paling ya bercanda. Dulu jaman kita kecil kan biasa bercanda seperti itu" komentar salah seorang tetangga merespon penuturan sang nenek.
---
Situasi diatas nyata terjadi dan memang masih banyak orang disekitar kita yang menganggap lumrah atas suatu tindakan yang sebenarnya mengarah kepada bullying dan menganggapnya hanya sekedar bercanda.
Bagaimana pendapat Ayah Bunda tentang situasi di atas?
Sebenarnya apa sih bullying itu?
Kita mulai dari segi istilah, Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. (kemenpppa.go.id)
Bagaimana bentuk-bentuk bullying?
Eka Wardana seorang penulis dan pemerhati anak dalam kulwap tentang bullying menyebutkan ada beberapa macam bentuk bullying yaitu :
- Bullying fisik. Bullying yang dilakukan secara dan terhadap fisik. Contohnya adalah menendang, memukul, mendorong dan lain-lain.
- Bullying verbal. Bullying yang dilakukan secara verbal seperti menghina, menuduh, mengejek, menggosipkan seseorang dan lain-lain.
- Bullying Non verbal / sosial. Bullying yang dilakukan melalui hubungan sosial seperti mengucilkan, memandang sinis, mengirimkan surat ancaman dan lain-lain.
- Bullying Siber. Bullying yang dilakukan di media sosial, seperti menjelekkan melalui postingan, merekam dan menyebarkan video buruk dan lain-lain.
Apakah bullying berbahaya?
Tentu saja, bullying sangat berbahaya. Tidak hanya bagi korban, melainkan juga bagi pelaku dan bahkan saksi (yang melihat pembullyian).
Menurut Eka Wardana, tindakan bullying sangat berbahaya dan memunculkan multiple efek yaitu:
- Efek pada korban bullying, biasanya korban akan mengalami depresi dan kecemasan, perasaan kesepian dan sendirian, terganggunya pola tidur dan pola makan, kehilangan minat pada kegiatan yang biasanya disukai, keluhan kesehatan, penurunan prestasi akademis dan efek ini bisa berlanjut hingga masa dewasa.
- Efek pada pelaku bullying, Pelaku bullying beresiko menjadi pecandu (alkohol atau narkoba) di masa depan, sering terlibat perkelahian, drop out dari sekolah, cenderung bersikap kasar, bertindak kriminal dan pergaulan bebas.
- Efek pada saksi bullying, Saksi cenderung menjadi perokok atau pecandu (alkohol atau narkoba) di masa depan, mengalami penurunan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan dan cenderung putus sekolah.
Bullying tidak hanya terjadi pada anak-anak yang lemah tapi bisa terjadi pada anak-anak yang populer bahkan juara kelas. Maka kita harus selalu waspada dan menyiapkan anak-anak agar tidak menjadi korban, pelaku maupun saksi pembullyian.
Bagaimana cara agar tidak terjadi bullying di sekitar kita?
- Tanamkan nilai agama dan moral (akhlak). Agama menjadi landasan utama dalam kehidupan. Kuatkan mental anak dengan keyakinannya pada Allah SWT, bahwa tidak ada yang perlu ditakuti dan Maha Kuat kecuali Allah. Tanamkan nilai moral / akhlak dengan membacakan kisah Rasulullah , kisah orang-orang besar yang bisa anak teladani. Sehingga didalam diri anak sudah terbentuk mental dengan landasan keimanan.
- Bangun komunikasi positif dengan anak. Komunikasi positif antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun rasa percaya diri. Biasakan ngobrol bareng dengan anak tentang segala hal, terlebih saat anak sudah sekolah, maka sangat penting orangtua mengetahui apa yang dirasakan dan dialami anak selama di sekolah. Saat anak terbuka dengan orangtua, maka anak bisa mengutarakan apapun yang dia alami, sehingga tidak melampiaskannya ke orang lain. Dan ketika ada tanda-tanda yang mengarah kepada bullying , orangtua bisa segera mengantisipasinya.
- Ajarkan anak untuk menyelesaikan masalah dengan damai, bukan dengan kekerasan. Berbekal komunikasi positif dengan anak, ajaklah anak untuk sering berdiskusi dan belajar menyelesaikan masalah, misalnya dengan bermain project problem solving. Bahwa semua masalah bisa diselesaikan dengan damai, tanpa kekerasan. Apabila anak mendapati tanda-tanda tindakan bullying , maka anak akan bisa lebih tenang dan bisa melakukan pencegahan sebelum terjadinya bullying.
- Kuatkan fisik anak deangan ajak berolahraga. Anak yang kuat secara fisik akan lebih percaya diri dan bisa melawan apabila menghadapi ancaman bullying.
- Ciptakan budaya aman. Dimanapun dan kapanpun selalu ciptakan budaya aman dan bisa dibuat peraturan atau hukuman saat ada pelanggaran.
Senin, 12 Juni 2023
Tidak Apa-apa Tidak Tahu Apa-apa
- Nak, tidak apa-apa saat kamu tidak tahu, saat kamu tidak bisa, kamu bisa belajar. Itu bukan hal yang menakutkan.
- Tidak apa-apa, ketika saat ini kamu pusing belajar matematika, kamu sulit memahami suatu rumus atau bahkan tidak bisa mengerjakan soal, kamu bisa mempelajarinya perlahan. Tidak perlu berlari apalagi berkompetisi, karena masing-masing punya garis start yang berbeda. Masing-masing punya cara yang berbeda.
- Burung berkaki pendek tidak akan bisa menyamai langkah kaki burung bangau. Namun burung itu bisa mencapai ditujuan yang sama dengan burung bangau, meskipun di waktu dan dengan cara yang berbeda.
- Begitu juga kamu, jika saat ini merasa tertinggal, belum bisa menyamakan langkah dengan temanmu, tidak apa-apa. Yang penting kamu mau berusaha, kamu mau mencari jalan dengan caramu dan versimu sendiri.
- Proses belajar, proses kamu mencari tahu cara, mencari jalan akan membawamu pada satu pemikiran. Bahwa berawal dari tidak tahu, tidak bisa dan tertinggal, kamu jadi belajar banyak hal. Yang mungkin tidak dipelajari oleh teman yang sudah mendahuluimu sampai tujuan.
- Dari ketidaktahuan akan menjadikanmu haus akan ilmu, penasaran akan hal-hal baru, memacu adrenalinmu untuk berusaha keras mencapai tujuanmu.
- Tetap positif thinking, positif feeling akan semua hal yang kamu hadapi. Karena Allah tidak akan membiarkanmu sendiri, Allah akan selalu ada di hati orang-orang yang beriman dan yakin akan kuasaNya.
Minggu, 11 Juni 2023
Bagaimana cara saya mengajari anak membaca?
Oleh : Dwi Laelasari
Ketika ada yang bertanya saya "Bagaimana cara mengajari anak membaca bun?", Saya bingung menjawabnya karena saya tak punya jawaban pasti untuk dijadikan semacam trik dan tips praktis bisa membaca, karena yang saya lakukan sesungguhnya hanya membacakan anak-anak buku secara rutin setiap hari.
Dua anak kami bisa membaca tanpa drill dan tanpa mengajari mereka secara khusus kemampuan membaca. Mereka bisa membaca karena seringnya "terpapar" kosa kata dari buku yang kami bacakan.
Awal mengenalkan buku ke kakak Fatih saat usianya menjelang 2 tahun dan tujuan utama saya bukanlah mengajarinya membaca, melainkan memberikan pengalaman menyenangkan berinteraksi dengan buku dan menanamkan ke anak bahwa aktivitas membaca itu tidak membosankan, bahkan sangat menyenangkan.
Kakak & Mba yang saat itu belum bisa baca namun sudah sangat akrab dengan lautan buku |
Saat proses membacakan buku itulah, ada masanya mereka penasaran dengan deretan kata yang di buku dan saat itulah baru kenalkan dengan huruf, diajarkan membaca kata per kata. Sambil baca buku, sambil mengenalkan aneka suku kata. Begitulah cara saya.
Bermain dengan buku itu menyenangkan |
Kemampuan bisa membaca anak-anak adalah bonus, kejutan yang menyenangkan dari serangkaian aktivitas kami mengenalkan dan membacakan mereka buku.
Kakak dengan buku favoritnya, komik sains |
Cita-Cita dan Growth Mindset
Oleh : Dwi Laelasari
"Ummi, cita-cita Ummi jadi guru ya?" Tanya kakak Fatih pada suatu waktu.
Bukan tanpa alasan pertanyaan itu muncul dari mulut kakak, karena aktivitas Umminya tidak seperti dulu lagi yang full-timer dirumah, sekarang ummi mendapatkan amanah sebagai guru di Sekolah Dasar.
- Tahu tujuan hidup. Sebagai orang yang beragama Islam, tujuan hidup kita adalah beribadah kepada ALLAH SWT. Sebagai seorang diri, seorang istri, seorang ibu, tentu masing-masing punya tujuan yang berbeda. Maka pegang erat tujuan itu, arahkan langkah kita ke tujuan hidup kita. Dengan berjalan terarah akan menumbuhkan growth mindset kita.
- Selalu berfikir positif, buang pikiran negatif. Apa yang terjadi atas kehendak ALLAH SWT. Ingat hal itu maka pikiran kita akan selalu positif dan dihindarkan dari pikiran negatif. Namun bukan berarti pasrah dengan keadaan, berpikir positif adalah menerima keadaan dengan disertai usaha meningkatkan diri atau berjuang keluar dari musibah. Tawakal, menyerahkan segalanya kepada ALLAH SWT namun disertai dengan usaha / ikhtiar. Growth mindset akan tumbuh sejalan dengan ke-tawakal-an kita.
- Menikmati setiap proses, tanpa mengeluh. Setiap kehidupan pasti ada suka dan duka. Saat suka, bahagia secukupnya. Saat duka, sedih secukupnya. Menikmati setiap proses kehidupan itu, tanpa perlu memikirkan hasil akhirnya. Karena Allah SWT sebaik-baiknya sutradara, maka tugas kita sebagai makhluk adalah memainkan peran sebaik-baiknya dan menikmati setiap prosesnya. Growth mindset akan tumbuh ketika kita bisa menikmati setiap proses yang kita lalui tanpa banyak mengeluh.
- Melihat tantangan sebagai kesempatan belajar. Adanya cobaan hidup, jadikan itu sebagai proses naik kelas, kesempatan belajar menjadi lebih baik. Tantangan sebagai orangtua, jadikan sebagai kesempatan belajar tentang pengasuhan, tentang segala hal yang kita butuhkan dalam mendidik anak. Dengan selalu mencari solusi atas tantangan yang dihadapi akan memantik growth mindset kita akan tumbuh.
- Tidak ada kesuksesan yang instan. Tanamkan pada diri sendiri bahwa di dunia ini tidak ada yang instan. Semua kesuksesan diraih dari proses panjang. Kesuksesan membutuhkan waktu dan ketika kita sudah menyadari hal itu, maka growth mindset kita akan tertanam.