Diskusi grup wa
HE BPA SUMATERA
sabtu 30/10-2015
Sumber harry santoso
T: apakah boleh mengajarkan calistung sebelum 7th tetapi lewat permainan
Pak Hary: dengan permainanpun, jika memang yang dimaksud adalah kognitif, belum waktunya
Masalahnya adalah bukan apakah anak mampu atau tidak, tetapi apakah sudah saatnya / perlu atau tidak
ketika para pakar perkembangan manusia, meminta para pendidik hanya memfasilitasi bermain saja utk anak anak usia dini 0 -7 , entah mengapa tiba banyak mainan edukasi yang sebenarnya aspek kognitif dibuat
padahal maksudnya "bermain" adalah aspek psikomotorik, sensomotorik, bahasa ibu yang utuh, imaji imaji dan abstraksi dengan bermain di alam terbuka, kepemimpinan dengan memelihara ternak atau tumbuhan
mindset schooling sudah sangat kuat, dimana aspek kognitif harus digegas sedini mungkin, akibatnya banyak PAUD berubah menjadi SAUD
Permainan itu Diarahkan boleh, tapi lebih ke imajinatif play, psikomotorik dll. Makin alamiah makin baik, diintegrasikan dengan kurikulum tidak mengapa
Kognitif itu simbol, seperti huruf dan angka. sebaiknya ditahan dulu, agenda PAUD masih banyak seperti yang saya paparkan sesuai sirah Nabi maupun riset perkembangan manusia karena ada guru PAUD yang bingung, kalau tidak mengajarkan calistung lantas mengajarkan apa
padahal ada banyak hal yang penting yang perlu dididik atau dibangkitkan fitrahnya di usia dini
T: bagaimana untuk al quran pak?
Harry: untuk alQuran sebaiknya diutamakan cinta alQuran dan talaqi (reciting) bukan reading
diperdengarkan dan mengulangi dengan rileks. Metode terbaik belajar alQuran adalah reciting, karena alQuran turun tanpa teks
kalau anak sudah cinta alQuran dan banyak hafal karena mendengar, maka dia akan belajar membaca teks dengan sendirinnya
pendidikan anak usia dini adalah agar anak usia dini tumbuh utuh berbahagia menjalani usia dininya, bukan persiapan masuk SD
Padahal bisa calistung tidak menjamin anak suka belajar, suka buku dan bergairah bereksplorasi
Demikian wallahu alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar