Dulu, saya membaca buku kalau pas lagi butuh. Iya butuh saat harus bikin tugas sekolah, makalah kuliah dan penelitian. Kalau ga butuh, ya ga baca buku. 😆
Intens baca buku pas ikut lomba penelitian di kampus yang mengharuskan punya banyak referensi. Hunting buku, baca, tulis. Begitu berulang, sampai lanjut bikin skripsi jadi agak mudah. Karena sudah terbiasa sebelumnya.
Koleksi buku pribadi saya pun bertambah, tapi lebih banyak tentang sosial politik, pendidikan dan gender. Hehe kebawa masa itu.
Lulus kuliah langung menikah. Dipertemukan dengan suami yang hobi baca, ga hanya pas sekedar butuh. Buku bacaannya banyak dan variatif. Mulai dari bacaan tentang komputer dan sofware yang merupakan passionnya. Sampai humor humor sederhana. Hehe
Waktu hamil pertama, sayapun kecanduan membaca, setiap hari harus baca buku. Kalau ga baca berasa ada yang kurang. Tapi waktu hamil lebih suka novel yang sekali habis. Ada yang beli, ada yang minta dipinjamkan di perpustakaan. Hehe
Dan saat anak pertama lahir, waktu membaca praktis ga ada. Heuheu maklum emak baru, hectic sana sini. Lebih banyak ngandelin informasi dari internet daripada buku. Ya waktu itu akses internet lebih mudah, dari pada nyari buku yang sesuai kebutuhan di toko buku. Maklum waktu itu di Bontang, toko buku masih jarang yang lengkap. Hehe
Ya bergulirnya waktu, anak pertama tumbuh makin lincah. Keinginan mengenalkan buku hadir. Waktu itu pilihan jatuh ke buku bantal yang aman buat bayi. Ya cuma punya 2 aja, lagi lagi karena akses masih terbatas dan belum begitu kenal belanja online. Heheu
Tapi waktu itu, belum optimal menjadikan buku sebagai teman bermain anak. Hanya sekedar nya saja. 😬
Menjelang anak pertama 2tahun, mikir tentang menyapih. Gimana caranya nya menyapih tanpa ada acara pake lipstik, pake cabe, pake jamu dll. Browsing dan ketemulah tips yang klik di hati. Ya kalau bahasa keren nya sekarang WWL (Wealing with Love), menyapih dengan cinta. Dan tipsnya adalah membacakan cerita sebelum tidur.
Akhirnya hunting buku buat balita, dari yang buku biasa sampe ketemu buku boardbook halo balita. Kebiasaan membacakan buku sebelum tidurpun dimulai sebagai ikhtiar WWL. Alhamdulillah ikhtiar itu berhasil dan kebiasaan membacakan buku sebelum tidur berlanjut sampai sekarang, usia anak pertama 4tahun 8bulan.
Sejak dikenalkan buku di usia 2tahun, sikakak antusias bukan main. Sampai sekarang, setiap hari harus dibacakan buku. Mau ga mau, koleksi bukupun bertambah untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena anak yang sudah kadung cinta sama buku, saya pun jadi ikut terbawa arus (kembali), semangat membaca buku muncul kembali. Mulai rajin beli buku dan baca buku, terutama parenting.
Apalagi sejak gabung dalam komunitas book lovers, semakin menggila aja "kecanduan" bukunya. Baik buku anak, maupun buku parenting. Sampai akhirnya harus dibatasi karena numpuk dan banyak yang belum dibaca sampai tuntas.
Kalau buku anak, hampir semua koleksi yang dipunya sudah dibacakan, yang buku parenting ini yang menjadi pe-er saya untuk melanjutkan membacanya lagi. 😬 Terlebih sekarang sudah punya dua anak, dan ada aktivitas online bookstore, jadi rasanya meluangkan waktu membaca buku sendiri itu susah susah gimana gitu, hehe. 😬
Hooosssh, harus mulai lagi...semangat lagi membaca. Terlebih buat sarana belajar menjadi orangtua yang ga ada sekolahnya. Jangan sampai buku yang sudah dibeli, mubadzir dan ga bermanfaat karena ga dibaca.
Mengajarkan anaknya cinta buku, cinta baca tapi sendirinya tidak dan jarang membaca itu sama saja bohong. Jadi sebelum merubah sesuatu, kita yang harus berubah terlebih dahulu.
Dan untuk memulai lagi membaca cuma butuh GAIRAH belajar, bukan hanya masalah ada atau tidaknya waktu.
For Things to Change, I Must Change First
#ForthingstochangeImustchangefirst
#gamelevel5
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#day1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar