Social Icons

Rabu, 12 September 2018

NEGOSIASI


Untuk anak usia 6 tahun, masalah komunikasi memang jadi sedikit berbeda. Karena kakak sudah punya nalar dan jalan pikiran sendiri yang sering membuat kami bernegosiasi.

Negosiasi sering terjadi dimana saja dan kapan saja, terlebih dalam hal jadwal nonton tv. Iya, kami punya kesepakatan jadwal nonton tv buat kakak setiap harinya. Kesepakatan ini sayangnya tidak tertulis dan ini yang membuat celah negosiasi diantara kami.

"Ummi, hari ini jadwal nonton tv kakak siang ya"
Saya iyakan karena memang hari itu jadwalnya siang.

Pas siang, dia berubah pikiran.
"Ummi, hari ini ga jadi siang, malam saja ya. Besok yang siang"

Nah ini nih...seringnya saya menurut saja, yang penting sehari sekali dengan durasi maksimal 2jam (ini maksimal banget, biasanya sebelum 2jam juga sudah bosen dan capek sendiri). Ini menjadi celah kedua negosiasi karena saya tidak konsisten.

Tayangan tv dia memilih sendiri dengan pendampingan saya. Dan ini celah ketiga negosiasi lagi, karena saya belum memberi batasan (yang penting tidak vulgar dan bukan kekerasan).

Seringnya 3 celah diatas lah yang membuat negosiasi ga jarang berujung rengekan dan tangisan kakak. Iya, dia memang agak sensitif. Gampang menangis kalau merasa kecewa dan marah.

Disini saya ingin memperbaiki pola negosiasi dengan komunikasi yang lebih produktif. Membuat kakak bisa lebih berpikir dan membuat keputusan sendiri tanpa merasa saya kecewakan. Saya takut kalau kakak kecewa sama sikap saya. Saya takut kakak menganggap saya egois karena apa-apa harus dia turuti. Dan saya takut kalau kakak menurut hanya karena "takut" kalau saya marah dan berteriak.

"Ummi, hari ini mau nonton cctv ya? Tapi dia tayangnya jam 11 siang, sedangkan jadwal nonton tv kakak habis sholat dzuhur".

"Ya silakan nonton lepas sholat dzuhur, kan bisa diputar ulang" (kebetulan dirumah kami memakai paket tv berlangganan yang bisa diputar ulang)

"Ga mau, mau nya sekarang, jam 11. Kalau nanti lamaaa"

"Kan jadwalnya kakak habis sholat dzuhur"

Mulai merengek ga jelas, dan tiba tiba dengan semangat bilang "gimana kalau jam 11 nonton dulu, pas dzuhur di matiin, nanti nonton lagi?" (Negosiasi mulai jalan)

"Tidak kakak, habis dzuhur ya..." saya masih kalem

Karena kakak sudah mengetahui celah saya yang kedua (yang kurang konsisten), diapun bilang "kemarin boleh di ganti jadwalnya, kenapa sekarang ga?" Mulai kesel dia.

Sayapun diam dan mencoba mencari pembelaan. Sebenarnya saya juga sih yang salah, karena ga konsisten, jadi diapun menjadikan itu "senjata makan tuan".

"Tapi kan kemarin..." saya bingung mau ngelanjutin ngomong apa. Dan kakak mulai merengek lebih keras 

"Gaaa, pokoknya mau jam11 nontonnya" sambil menjauhi saya.
"Kakaaaak...." saya pun memanggilnya.

Heemm...ga bisa nih dengan nada keras. Saya datangi, saya bicara pelan-pelan. Kakak masih terlihat kesel dan mengalihkan dengan bongkar pasang lego stik.

"Ummi ga ngelarang kok kakak nonton cctv, tapi kan jadwal kakak nanti habis sholat dzuhur. Cctv bisa kan di putar ulang nanti?"
"Iya bisa mi."
"Yasudah kan bisa, jadi ga ada masalah kan?"
"Tapi Fatih maunya langsung, bukan ulangan" masih kesel.
"Kan ga ada bedanya kak, nanti juga tayangannya sama, cuma waktunya aja yang berbeda. Iya ga?"
"Iya mi, tapi kan...." berhenti ngomong karena asyik nyusun mainan jadi tobot,
"Ga ada tapi ya, semalam kakak sendiri yang memilih nanti habis dzuhur nontonya. Kakak harus konsisten, sesuai dengan pilihan kakak, ga boleh berubah gitu hanya karena keinginan sesaat". Ini sebenarnya ngomong sama sendiri (konsisten mi, konsisten!)

Kakak diam sesaat dan ngomong "baiklah, nanti nontonnya habis sholat dzuhur, tapi besok Fatih mau nonton cctv jam 11."

Yaah akhirnya dia mau nurut sesuai pilihannyaa dan keinginan nonton cctv ditunda esok harinya.

Kejadian seperti ini ga jarang terjadi. Kadang saya yang kalah karen ga mau ambil pusing nego, terlebih saat masih fokus sama adik-adiknya. Kadang saya menang dengan teriakan dan larangan, tanpa mendengarkannya. Dan kali ini saya menang dengan negosiasi yang membuat kakak tidak terlalu kecewa, karena dia menyadari pilihannya dengan CnC.
.
.
.
#komunikasiibudananak #CnC #negosiasi #komunikasiproduktif #tantangan10hari #gamelevel1 #harike6 #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar